Gampang Gampang Susah Mencari Peluang Bisnis Franchise, Berikut Tips nya

Susah Mencari Franchisee Cocok? Inilah Tipsnya

Mencari sosok franchisee yang cocok sesuai dengan kemauan franchisor memang susah susah gampang. Sebagai franchisor, anda tentunya setuju bahwa pentingnya memiliki franchisee yang cocok yang mau diajak berjuang dan berjihad demi memajukan bisnis secara bersama-sama. Tapi ibarat perkawinan, kadang bisa langgeng sampai tua dan memiliki lebih dari 5 gerai, ada juga yang gagal di usia bisnisnya yang baru seumur jagung.

Karena itu pentingnya melakukan investigasi calon franchisee Anda. Investigasi yang baik akan menghasilkanfranchise yang lebih sesuai dengan harapan franchisor. Berikut kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan investigasi calon franchisee.

 

 

  1. Passion

Calon franchisee harus memiliki passion atau minat yang mendukung bisnis franchise yang akan dijalankan Ketika menjalankan bisnis sesual passion, orang akan punya dimensi luas dan lebih jeli dalam melihat permasalahan. Selain itu juga memiliki tingkat kesempurnaan dan kreativitas yang tinggi dalam proses operasional maupun hasil. Itu semuanya akan mendorong tingkat kepuasan pelanggan yang merupakan salah satu faktor keberhasilan sebuah bisnis.

 

      2. Entrepreneurship

Menjalankan bisnis franchise tidak ubahnya menjalankan bisnis sendiri. Franchisee juga adalah seorang entrepreneur yang harus mampu menjalankan bisnis dengan segala bentuk risiko yang dihadapi di dalam perjalanannya. Bagi masyarakat Indonesia, entrepreneurship juga masih dalam tahap pengembangan. Yang saya maksud, mentalitas entrepreneurhip masih tercampur dengan investasi. Franchise atau waralaba dalam penilaian masyarakat cenderung dipahami sebagal sebuah instrumen investasi, sehingga pertimbangan utamanya lebih condong pada yield atau keuntungan pasti yang akan diperoleh daripada terhadap risiko dan potensi keuntungan. Kriteria entrepreneurhip ini penting, karena franchisee memang haruslah seorang entrepreneur yang menjalankan bisnis dengan perspektif risiko dan potensi keuntungan yang selalu harus dipertimbangkan dalam setiap Keputusan yang mereka ambil. Franchisee yang memiliki entrepreneurship tinggi akan lebih mampu mengambil keputusan dan tindakan-tindakan yang mendukung keberhasilan bisnis Sebaliknya apabila pola pikir franchisee adalah investor, maka akan cepat panik apabila bisnis menghadapi masalah, apalagi bila tidak segera memberikan keunguntan,

 

      3. Business Knowledge

Seorang franchisee juga dituntut memiliki pengetahuan bisnis yang baik terkait bidang industri maupun prinsip-prinsip umum bagaimana sebuah bisnis dijalankan. Akan sulit seorang yang tidak punya wawasan bisnis menjalankan franchise, terutama untuk bisnis yang besar dan kompleks di mana ada banyak diferensiasi fungsi dalam organisasi bisnis tersebut memang secara teknis franchise dilengkapi dengan Standard Operating Procedure (SOP), namun bisnis bukanlah sebuah rangkaian kegiatan teknis prosedural. Ada banyak faktor yang harus diperhitungkan agar SOP dapat dijalankan secara konsisten dan pada akhirnya tujuan bisnis dapat dicapai Franchisee yang tidak memiliki wawasan bisnis yang cukup akan menemui kesulitan apabila menghadapi masalah-masalah bisnis yang merupakan tarik menarik atau constraint antara budget, poeple, market, serta process.

 

      4. Local knowledge

Perjalanan sebuah usaha tidak dapat dilepaskan dari lingkungan geografis di mana bisnis tersebut beroperasi. Franchisee menjalankan outlet bisnis di sebuah lokasi tempat. Oleh karena itu franchisee juga harus mengetahui peta permasalahan di lokasinya. Franchisee yang memahami lokasi akan mudah dalam menanggapi hal-hal terkait: budaya, akses terhadap sumber daya, serta peta pasar potensial yang menjadi wilayah operasinya.

 

      5. Financial capacity

Terakhir seorang franchisee juga harus memiliki kemampuan keuangan yang cukup. Modal menjalankan bisnis bukanlah hanya sebatas fasilitas dan sarana fisik yang harus disiapkan di awal. Bukan pula sebatas dengan kegiatan-kegiatan persiapan yang dilakukan sebelum bisnis dimulai. Cadangan dana yang harus dipertimbangkan adalah untuk mengoperasikan bisnis dengan baik pada tahap-tahap awal operasi.

Secara normal, bisnis berjalan secara tumbuh, pada masa-masa awal diperlukan lebih banyak biaya untuk menumbuhkan pendapatan. Apabila tidak dibiayai secara proporsional, operasi bisnis akan tidak efektif dan akibatnya tidak mampu menumbuhkan pendapatan. Untuk itu seorang franchisee juga perlu menyisihkan dana cadangan operasional yang cukup. Dengan menerapkan lima kriteria di atas, saya punya keyakinan franchisor akan mendapatkan orang orang yang tepat sebagai franchisee, dan pada gilirannya akan mendorong tingkat kesuksesannya. Memang di tengah main stream masyarakat yang cenderung melihat franchise sebagai investasi, langkah tersebut terkesan sebagai melawan arus. Namun apabila arah itu yang harus ditempuh untuk mencapai keberhasilan, mengapa tidak diperjuangkan?